1.
FILSAFAT UMUM
a.
Pekerjaan Sosial yang Idealistis (Idealisme
Pekerjaan Sosial)
Dahulu orang orang memilih pengabdian terhadap masyarakat
dan sesama manusia sebagai pengabdian
tugasnya. Menurut para ahli psikologi, pertolongan atau pemberian bantuan
semacam itu merupakan salah satu bentuk sublimasi daripada dorongan tertentu yang
tidak terpenuhi semuanya.
Pekerjaan sosial adalah semua tugas yang dilaksanakan untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik ragawi maupun rohani. Misalnya:
1)
Para ulama yang berdakwah untuk perbaikan
moral dan rohani dapat disebut pekerjaan
sosial.
2)
Para guru yang mempersiapkan anak didik dalam
proses sosialisasi dapat juga disebut sebagai pekerjaan sosial.
Dari contoh diatas,
segala kegiatan dan pertolongannya memang dapat dinilai sebagai pekerjaan
sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial. Tetapi apa bila ditinjau dari
pekerjaan sosial yang professional itu hanya merupakan satu sub sistim yaitu
sistim sumber. Pada hakikatnya pekerjaan mereka merupakan pekerjaan charity
atau filantropi, sebab belum terarah dan tidak selektif. Jadi pekerjaan semacam
itu bukan merupakan planned change yaitu perubahan yang terencana dan terarah.
Jadi, idealisme pekerjaan sosial yang berupa pekerjaan amal. Charity dan
fulantropi Adalah Sumber abadi dari pekerjaan sosial professional.
b.
Pekerjaan Sosial yang Profesional
Berbeda dengan pekerjaan sosial yang dilakukan oleh warga
masyarakat seperti denngan yang di
contohkan diatas professional. Yaitu pekerjaan :
1)
Pemberian pertolongan terarah, selektif,
terprogram sehingga perubahan yang dilakukan merupakan perubahan yang
terencana.
2)
Pemberian pertolongan tidak semata mata didorong
oleh sentiment kemaasyarakatan pekerjaan sosial disini merupakan lapangan
tersendiri dan patut diberikan jabatan
dan kewenangan pada yang melakukannya.
3)
Pemberian pertolongan yang ilmiah.
DIlakukan seperti perhitungan yang
cermat dengan sistematika.
4)
Pekerjaan sosial itu merupakan pemberian pertolongan yang
paedagogis, yaitu pemberian pertolongan yang bersifat mendidik, mengusahakan
agar yang ditolong dapat menolong
dirinya sendiri juga pemberian pertolongan yang agagogis. Artinya pemberian kepada
individu, kelompok maupun masyarakat yang menyandang masalah dalam rangka resosialisasi
maupun revalidasi.
5)
Pekerjaan sosial merupakan komponen politik
sosial, yaitu merupakan satuan/ sistim utama yang dapat menopang untuk mencapai
kesejahteraan sosial.
6)
Charity dan pilantropi sebagai perbuatan amal
adalah dasar yang paling kuat untuk melakukan pekerjaan sosial.
c.
Pekerjaan sosial sebagai realisasi dari Negara
kesejahteraan
1)
Setiap warga Negara berhak mendapatkan
kesejahteraan.
2)
Pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin
kesejahteraan warga negaranya.
3)
Mengatur Negara yang sebaik baiknya, berarti
harus mengatur kesejahteraan warga Negara sebaik baiknya pula(hak politik).
Negara kesejahteraan dilandasi oleh anggaraan bahwa:
1.
Permasalahan pemenuhan kebutuhan harus
dijelaskan secara sosial dan bukan secara moral.
2.
Permasalahan didalam masyarakat merupakan
tanggungjawab bersama.
3.
Adanya hak Negara untuk disediakan bantuan
setidak tidaknya secara minimal, bukan kesejahteraan dan pelaksanaan fungsinya
secara efektif didalam masyarakat.
Untuk mengimbangi kemajuan teknologi, maka metode pendekatannya
pekerjaan sosial mengalami perubahan sebagai berikut:
a.
Dari pendekatan kasus pendekatan administrative
( perencanaan kebijaksanaan, sosial).
b.
Dari pendekatan mikro ( perorangan, keluarga
kelompok kecil). Kepada pendekatan makro (intervensi pada public decision).
c.
Dari pendekatan kuratif rebslitatif kepada
pendekatan yang bersifat pencegahan dan pengembangan (preventif dan promotif).
d.
Dari pendekatan spesifik kepada pendekataan
generalitik.
A.
FILSAFAT KHUSUS PEKERJAAN SOSIAL DI INDONESIA
1.
Menurut sejarahnya pekerjaan sosial yang masih
bersifat charity dan pilantropi di Indonesia telah menjadi watak dan mendarah
daging. Bangsa Indonesia dalam semangat gotong royong dankekeluargaan.oleh
sebab itu tujuan dan sunmber layanan kesejahteraan sosial adalah Pancasila dan
undang undang dasar 1954.
2.
Kesejahteraan sosial itu pada hakikatnya
merupakan pengejantuhan keadilan sosial dalam pancasila. Tujuan dari usaha
kesejahteraan sosial identik dengan tujuan pembangunan nasional yaitu membangun
manusia.
3.
Pendekatan system ada beberapa system yang
terkait:
a.
System pelaksanaan perubahan(change agent) yaitu
pekerja sosial sendiri
b.
System klien atau penyandang masalah
c.
System sumber yaitu sumber danaa maupoun sumber
daya
d.
System kegiatan yaitu lembaga lembaga yang
menyelenggarakan kegiatan demi
tercapainya kesejahteraan sosial
e.
System nilai dan norma yaitu pandangan dan
aturan leluhur yang dijadikan landasan pokok dan tujuan dari berbagai usaha
kesejahteraan sosial.
4.
Konsep dan praktik pekerjaan sosial yang menjadi
profesi penyangga utama usaha kesejahteraan sosial mesrespon kepada pergeseran usaha kesejahteraan sosial tersebut telah
mengalami perubahan. Pengetahuan, sikap dan pengabdian dan keterampilan dapat
kita katakana sebagai modal pokok bagi seorang professional yang biasa kita
sebut KAP (Knowledge Attitude Practise).
5.
Dari segi akademik atau masyarakat akademik pekerjaan sosial ini masih kurang dikenal ,
sama halnya di lingkungan dunia awam. Hal itu disebabkan oleh berbagai factor,
diantaranya:
a.
Masih sangat langkanya/belum Adanya ilmuwan di
bidang ini, belum ada satupun Doktor pekerjaan sosial. Tingkat masterpun masih
dapat dihitung dengan jari
b.
Pada tahun 1982/1983 masih di bawah 500 orang
c.
Terpaku pada nama dan konsep pekerjaan sossial
tradisional yang bertumpu pada kepekaan hati sertya kemampuan rasa untuk ikut
serta merasakan pendekatan orang lain
d.
Masih langkanya untuk tidak dikatakan tidak sma
sekali, arfena dan sarana komunikasi serta publikasi tentang pekerjaan sosial
e.
Belum adanya organisasi profesi pekerja
sosial yang mantap
f.
Belum memadainya perhatian pemerintah dalam hal
ini departemen pendidikan dan kebudayaan terhadap pembangunan pendidikan
profesi pekerjaan sosial di Negara kita
ini.
2.
KONSEP DASAR PEKERJAAN SOSIAL
a.
Manusia sebagai makhluk sosial tak terpisahkan dari
masyarakatnya.
Dalam ilmu jiwa
perkembangan dijelaskan bahwa manusia dilahirkan sebagai makhluk yang tak
berdaya. Pembawaan yang bersifat genetis merupakan potensi yang dapat
berkembang ditentukan dan direalisasikan oleh lingkungan fisik dan sosial
cultural. Maka dengan demikian setiaap orang tak berpisah dari masyarakat dan
lingkungannya.
b.
Adanya saling ketergantungan antara orang dan
masyarakat
Dalam pembentukan kepribadian dan tingkah laku manusia
sebagai individu, mempunyai factor pembawaan (genetis) yang biasa kita sebut
dengan factor intrinsic, dan dunia luar yang biasanya kita sebut ekstrinsik.
c.
Adanya kebutuhan umum yang sama
Kebutuhan umum ini dalam ilmu pekerjaan sosial disebut
dengan comen needs. Meskipun individu masing masinbg berbeda tapi mempunyai
comen needs yang sama. Namun demikian
mempunyai dasar yang samayang disebut motivasi. Motivasi ini didasarkan pada:
1)
Kecendrungan dasar untuk mempertahankan diri.
2)
Aktualisasi potensi potensinya.
Motivasi ini
dapat menggejala sebagai kebutuhan fisik biologis, rohani/psycologis dan
sosial. Motivasi dapat merupakan kebutuhan psychologis sosial.
1)
Kemauan : manusia memilih yang akrab dari pada
yang tidak.
2)
Keserasian : merupakan yang timbul apabila orang
dapat memecahkan masalah dan dapat
memnuhi kebutuhannya.
3)
Kasih saying : dihayati oleh anak kecil sebagai
pemuas kebutuhan adanya rasa kasih sayang dan perlindungan.
4)
Pengakuan masyarakat : penerimaan oleh
masyarakat merupakan kebutuhan yang pemuasannya berasal dari poengakuan
masyarakat.
5)
Rasa harga diri : suatu penilaian yang tinggi
mengenai dirinya sendiri dan suatu perasaan akan harga diri.
6)
Explorasi(keingintahuan) : anak selalu ingin tahu
dan selalu mengadakan penyelidikan
terhadap lingkunagannya.
d.
Adanya nilai demokrasi
Walter A Frierdlander
menjelaskan bahwa:
“ perasaan,sikap,tinjauan dan praktek dari pekerjaan sosial di
dalam kebudayaan Amerika selalu diilhami oleh nilai nilai demokrasi”.
Dalam hal ini juga dikemukakan bahwa: nilai dasar pekerjaan
sosial tidak tumbuh begitu saja laksana bunga kiar di pinggir jalan, meliankan
sebaliknya, nilai nilai itu berakar dari kepercayaan yang kuat yang mengilhami
peradaban manusia.
1.
Tujuan
Pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian
sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok , dimana
kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi
orang-orang dengan lingkungannya.
3.
Tugas
pokok pekerjaan sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan orang
untuk memisahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar