Selasa, 10 Juli 2012

FILSAFAT DAN KONSEP DASAR PEKERJAAN SOSIAL

1.       FILSAFAT UMUM
a.       Pekerjaan Sosial yang Idealistis (Idealisme Pekerjaan Sosial)
Dahulu orang orang memilih pengabdian terhadap masyarakat dan  sesama manusia sebagai pengabdian tugasnya. Menurut para ahli psikologi, pertolongan atau pemberian bantuan semacam itu merupakan salah satu bentuk sublimasi daripada dorongan tertentu yang tidak terpenuhi  semuanya.
Pekerjaan sosial adalah semua tugas yang dilaksanakan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik ragawi maupun rohani. Misalnya:
1)      Para ulama yang berdakwah untuk perbaikan moral  dan rohani dapat disebut pekerjaan sosial.
2)      Para guru yang mempersiapkan anak didik dalam proses sosialisasi dapat juga disebut sebagai pekerjaan sosial.
Dari contoh diatas, segala kegiatan dan pertolongannya memang dapat dinilai sebagai pekerjaan sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial. Tetapi apa bila ditinjau dari pekerjaan sosial yang professional itu hanya merupakan satu sub sistim yaitu sistim sumber. Pada hakikatnya pekerjaan mereka merupakan pekerjaan charity atau filantropi, sebab belum terarah dan tidak selektif. Jadi pekerjaan semacam itu bukan merupakan planned change yaitu perubahan yang terencana dan terarah. Jadi, idealisme pekerjaan sosial yang berupa pekerjaan amal. Charity dan fulantropi Adalah Sumber abadi dari pekerjaan sosial professional.

b.      Pekerjaan Sosial yang Profesional
Berbeda dengan pekerjaan sosial yang dilakukan oleh warga masyarakat seperti  denngan yang di contohkan diatas professional. Yaitu pekerjaan :
1)      Pemberian pertolongan terarah, selektif, terprogram sehingga perubahan yang dilakukan merupakan perubahan yang terencana.
2)      Pemberian pertolongan tidak semata mata didorong oleh sentiment kemaasyarakatan pekerjaan sosial disini merupakan lapangan tersendiri  dan patut diberikan jabatan dan kewenangan pada yang melakukannya.
3)      Pemberian pertolongan yang ilmiah. DIlakukan  seperti perhitungan yang cermat dengan sistematika.
4)      Pekerjaan sosial itu  merupakan pemberian pertolongan yang paedagogis, yaitu pemberian pertolongan yang bersifat mendidik, mengusahakan agar yang ditolong  dapat menolong dirinya sendiri juga pemberian pertolongan yang agagogis. Artinya pemberian kepada individu, kelompok maupun masyarakat yang menyandang masalah dalam rangka resosialisasi maupun revalidasi.
5)      Pekerjaan sosial merupakan komponen politik sosial, yaitu merupakan satuan/ sistim utama yang dapat menopang untuk mencapai kesejahteraan sosial.
6)      Charity dan pilantropi sebagai perbuatan amal adalah dasar yang paling kuat untuk melakukan pekerjaan sosial.

c.       Pekerjaan sosial sebagai realisasi dari Negara kesejahteraan
1)      Setiap warga Negara berhak mendapatkan kesejahteraan.
2)      Pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan warga negaranya.
3)      Mengatur Negara yang sebaik baiknya, berarti harus mengatur kesejahteraan warga Negara sebaik baiknya pula(hak politik).

Negara kesejahteraan dilandasi oleh anggaraan bahwa:
1.       Permasalahan pemenuhan kebutuhan harus dijelaskan secara sosial dan bukan secara moral.
2.       Permasalahan didalam masyarakat merupakan tanggungjawab bersama.
3.       Adanya hak Negara untuk disediakan bantuan setidak tidaknya secara minimal, bukan kesejahteraan dan pelaksanaan fungsinya secara efektif didalam masyarakat.

Untuk mengimbangi kemajuan teknologi, maka metode pendekatannya pekerjaan sosial mengalami perubahan sebagai berikut:
a.       Dari pendekatan kasus pendekatan administrative ( perencanaan kebijaksanaan, sosial).
b.      Dari pendekatan mikro ( perorangan, keluarga kelompok kecil). Kepada pendekatan makro (intervensi pada public decision).
c.       Dari pendekatan kuratif rebslitatif kepada pendekatan yang bersifat pencegahan dan pengembangan (preventif dan promotif).
d.      Dari pendekatan spesifik kepada pendekataan generalitik.

A.      FILSAFAT KHUSUS PEKERJAAN SOSIAL DI INDONESIA
1.       Menurut sejarahnya pekerjaan sosial yang masih bersifat charity dan pilantropi di Indonesia telah menjadi watak dan mendarah daging. Bangsa Indonesia dalam semangat gotong royong dankekeluargaan.oleh sebab itu tujuan dan sunmber layanan kesejahteraan sosial adalah Pancasila dan undang undang dasar 1954.
2.       Kesejahteraan sosial itu pada hakikatnya merupakan pengejantuhan keadilan sosial dalam pancasila. Tujuan dari usaha kesejahteraan sosial identik dengan tujuan pembangunan nasional yaitu membangun manusia.
3.       Pendekatan system ada beberapa system yang terkait:
a.       System pelaksanaan perubahan(change agent) yaitu pekerja sosial sendiri
b.      System klien atau penyandang masalah
c.       System sumber yaitu sumber danaa maupoun sumber daya
d.      System kegiatan yaitu lembaga lembaga yang menyelenggarakan kegiatan  demi tercapainya kesejahteraan sosial
e.      System nilai dan norma yaitu pandangan dan aturan leluhur yang dijadikan landasan pokok dan tujuan dari berbagai usaha kesejahteraan sosial.
4.       Konsep dan praktik pekerjaan sosial yang menjadi profesi penyangga utama usaha kesejahteraan sosial mesrespon  kepada pergeseran  usaha kesejahteraan sosial tersebut telah mengalami perubahan. Pengetahuan, sikap dan pengabdian dan keterampilan dapat kita katakana sebagai modal pokok bagi seorang professional yang biasa kita sebut KAP (Knowledge Attitude Practise).
5.       Dari segi akademik atau masyarakat akademik  pekerjaan sosial ini masih kurang dikenal , sama halnya di lingkungan dunia awam. Hal itu disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya:
a.       Masih sangat langkanya/belum Adanya ilmuwan di bidang ini, belum ada satupun Doktor pekerjaan sosial. Tingkat masterpun masih dapat dihitung dengan jari
b.      Pada tahun 1982/1983 masih di bawah 500 orang
c.       Terpaku pada nama dan konsep pekerjaan sossial tradisional yang bertumpu pada kepekaan hati sertya kemampuan rasa untuk ikut serta merasakan pendekatan orang lain
d.      Masih langkanya untuk tidak dikatakan tidak sma sekali, arfena dan sarana komunikasi serta publikasi tentang pekerjaan sosial
e.      Belum adanya organisasi profesi pekerja sosial  yang mantap
f.        Belum memadainya perhatian pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan dan kebudayaan terhadap pembangunan pendidikan profesi  pekerjaan sosial di Negara kita ini.

2.       KONSEP DASAR PEKERJAAN SOSIAL
a.       Manusia sebagai makhluk sosial tak terpisahkan dari masyarakatnya.
Dalam ilmu jiwa perkembangan dijelaskan bahwa manusia dilahirkan sebagai makhluk yang tak berdaya. Pembawaan yang bersifat genetis merupakan potensi yang dapat berkembang ditentukan dan direalisasikan oleh lingkungan fisik dan sosial cultural. Maka dengan demikian setiaap orang tak berpisah dari masyarakat dan lingkungannya.

b.      Adanya saling ketergantungan antara orang dan masyarakat
Dalam pembentukan kepribadian dan tingkah laku manusia sebagai individu, mempunyai factor pembawaan (genetis) yang biasa kita sebut dengan factor intrinsic, dan dunia luar yang biasanya kita sebut ekstrinsik.

c.       Adanya kebutuhan umum yang sama
Kebutuhan umum ini dalam ilmu pekerjaan sosial disebut dengan comen needs. Meskipun individu masing masinbg berbeda tapi mempunyai comen needs  yang sama. Namun demikian mempunyai dasar yang samayang disebut motivasi. Motivasi ini didasarkan pada:
1)      Kecendrungan dasar untuk mempertahankan diri.
2)      Aktualisasi potensi potensinya.

Motivasi ini dapat menggejala sebagai kebutuhan fisik biologis, rohani/psycologis dan sosial. Motivasi dapat merupakan kebutuhan psychologis sosial.
1)      Kemauan : manusia memilih yang akrab dari pada yang tidak.
2)      Keserasian : merupakan yang timbul apabila orang dapat memecahkan masalah  dan dapat memnuhi kebutuhannya.
3)      Kasih saying : dihayati oleh anak kecil sebagai pemuas kebutuhan adanya rasa kasih sayang dan perlindungan.
4)      Pengakuan masyarakat : penerimaan oleh masyarakat merupakan kebutuhan yang pemuasannya berasal dari poengakuan masyarakat.
5)      Rasa harga diri : suatu penilaian yang tinggi mengenai dirinya sendiri dan suatu perasaan akan harga diri.
6)      Explorasi(keingintahuan) : anak selalu ingin tahu dan selalu mengadakan  penyelidikan terhadap lingkunagannya.

d.      Adanya nilai demokrasi
Walter A Frierdlander  menjelaskan bahwa:
“ perasaan,sikap,tinjauan dan praktek dari pekerjaan sosial di dalam kebudayaan Amerika selalu diilhami oleh nilai nilai demokrasi”.
Dalam hal ini juga dikemukakan bahwa: nilai dasar pekerjaan sosial tidak tumbuh begitu saja laksana bunga kiar di pinggir jalan, meliankan sebaliknya, nilai nilai itu berakar dari kepercayaan yang kuat yang mengilhami peradaban manusia.


1.      Tujuan
Pekerjaan Sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok , dimana kegiatannya difokuskan kepada relasi sosial mereka khususnya interaksi orang-orang dengan lingkungannya.

3.      Tugas pokok pekerjaan sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan orang untuk memisahkan masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar